Wednesday, February 24, 2010

Cobaan berat


28 Desember 2009, adalah hari yang memilukan. Papa kami telah berpulang ke rahmatullah setelah sekian lama sakit yang berkepanjangan. Pasca stroke itu papa mulai turun aktivitasnya, hanya bisa duduk dan tidur. Sepanjang sakitnya, Tuti, adikku selalu mendampinginya untuk urusan kesehatan karena memang dia adalah seorang perawat. Sebelum hari itu, papa sering kita bawa berobat, baik ke rumah sakit dan alternatif. Sehari sebelum beliau wafat kami berniat untuk membawa papa ke Rawamangun untuk pengobatan alternatif pasca Stroke. Tapi sayang, tempat itu tidak menerima pasien yang sudah dalam keadaan yang menurun. Saat-saat terakhir papa tidak lagi mengkonsumsi makanan secara oral melainkan dengan bantuan selang.

Kesedihan pada hari itu adalah saat perjalananku menuju Samsat Jakarta Utaradari Bekasi jam 1 siang via tol Cawang, aku mendapat telepon dari Linda adikku, nafas papa sudah agak sesak dan aktifitasnya semakin menurun. Tanpa fikir panjang langsung mobil kuarahkan ke Cilincing, rumah kami di Jakarta Utara. Hati ini sungguh tidak menentu, bayangan kesedihan semakin memuncak membayangkan kondisi papa saat itu. Selama ini kuakui jarang aku berkomunikasi intens sama papa.

Sesampainya di rumah, aku dapati adikku Tuti, Ucha, Linda dan mama sedang mendampingi papa dalam suasana penuh kesedihan dan tangisan. Saat itu tidak ada kata-kata yang dapat terucap kecuali tangis dalam hati membayangkan yang terburuk dalam kondisi papa seperti itu. Nafasnya sudah sangat tersengal dan mulai kaki sampai dadanya sudah dingin. Dokter kupanggil untuk memastikan kesehatan papa saat itu. Sementara kupanggil dokter dan membawanya ke rumah, ternyata Tuhan telah memanggil papa lebih dulu. Sesampainya Ibu dokter di rumah, papa sudah tidak ada. Dokter menyatakan papa sudah wafat beberapa menit sebelum pukul 2 siang. Tapi dalam pernyataannya kemudian papa dinyatakan wafat pukul 2 siang. Inna lillahi wa inna ilaihi raaji'uun....

Belumlah genap bakti-ku sebagai anak buat orang tuanya. Masih banyak dosa yang telah kuperbuat kepadanya yang belum termaafkan dan termaklumi... Itulah mengapa semua proses terakhir untuknya coba kutunaikan bersama adik-adikku. Mulai urusan RT, RW, Kelurahan hingga pemakaman. Semakin lengkap kehadiran kami bersaudara setelah malamnya Seno dan kakek Haji Palaloi datang dari Sulawesi. Maka pemakaman dilaksanakan keesokan harinya tanggal 29 Desember 2009 dengan hati penuh duka...

Kini tinggal meneruskan apa yang telah papa perjuangkan, termasuk kehidupan bersaudara dan segenap usaha yang telah dirintisnya demi kehidupan kami... Mama, kini tumpuan rasa cinta dan kasih kami kepada orang tua, tempat mencurahkan segenap bakti kami yang belum terselesaikan. Papa, selamat jalan do'a, Fatihah, dan amal-perbuatan kami yang baik semoga membuat lapang kuburmu dan membahagiakanmu di alam sana. Miss u so much..., Mama, tidak ada lagi tempat kami berkeluh kesah, hanya kepadamu kami mengabdi dan berbakti, semoga engkau tabah menghadapi cobaan ini bersama kami..

Wednesday, December 17, 2008

Naurah Sabrina Rayesa

Alhamdulillah, tanggal 17 Nopember 2008 telah lahir ke dunia ini ananda ku yang ke-tiga. Naurah Sabrina Rayesa yang kelak dipanggil "Naura", gadis mungil dengan berat 3,7 kg tinggi 47cm. Semoga Allah menjadikannya anak yang shalihah. Di tengah keprihatinan keluarga kami sekarang, Aura memberikan kami kesejukan. Tangisnya di malam hari membuat suasana marak buat kami, terutama kakak-kakanya. Auzy sayang banget sama adiknya, begitupula si Abang. Lahir lewat proses caesar di Rumas Sakit Ananda Bekasi, Aura sempat tidak bersuara. Dengan teknik kedokteran yang memadai akhirnya Aura kembali normal. Persalinan dibantu Tante Yus, tanteku yang bidan itu.

Sebelum kelahiran kami dibayangi rasa khawatir yang amat sangat. Betapa engga, posisinya terakhir sunsang dan tak bisa diluruskan akibat "Placenta Privea" yang menutupi jalur lahir. Gejala ini adalah ari-ari atau si bayi berada dibawah. Dalam kasus Aura, placenta terletak persis di jalan lahir. Hal ini membuat bayi tak bisa pada posisi lahir yang semestinya. Dalam kasus lain placenta privea bisa menimbulkan pendarahan. Sudah banyak dokter yang kami kunjungi. Semuanya mengatakan hal yang sama. Ini juga terjadi saat anak kami yang kedua Auzy dilahirkan. Tapi dalam kasus Auzy dia bisa dilahirkan secara normal karena placenta tidak total menutup jalan lahir. Alhamdulillah.

Saat itu kami betul-betul tak percaya omongan dokter. Mungkin karena saat itu kamipun tak mengantongi uang persiapan untuk operasi caesar. Yang kami harapkan adalah lahir secara normal. Tapi setelah berkunjung ke Tante Yus (tante kami) di Pasar Minggu, beliau juga mengatakan hal yang sama. Kami Pasrah. Tapi kemudian tante mengusulkan kami lahir di Rumah Sakit Ananda dimana disana beliau pernah bekerja membantu persalinan. Disitu juga ada Dokter yang berpengalaman, namanya Dokter Basuki. Dokter ini punya penampilan dan perangai yang unik. Hari-hari beliau tidak menggunakan pakaian dokter saat prakteek, melainkan pakaian muslim lengkap dengan kopiah dan ...jenggotnya yang ala ustadz. Maklum lah dokter ini sangat berusaha untuk mendekatkan dirinya kepada Tuhan. Itu yang tante katakan kepada kami.

Di tangan dokter Basuki dan Tante serta perlindungan dari Allah SWT, Aura lahir dengan selamat. Bundanya agak kesakitan pasca operasi. Yah, memang begitulah operasi caesar, pertama saat operasi rasanya imun, tapi setelah itu sakit dibagian perut. Recovery dari sakit ini dialami bunda hingga 3 mingguan lamanya, sehingga ia tidak sanggup melakukan kerja rumah tangga kami. Ya lah saat pertama-tama Aura lahir dan sampai di rumah, akulah yag memandikannya hingga bundanya pulih kembali.

Untunglah ada adikku, Linda yang membantu pembiayaan kelahiran anak kami. Masalahnya saat itu hubunganku dengan papa sedang tidak harmonis, dan papa sedang tidak punya uang yang cukup untuk membiaya persalinan operasi ini. Alhamdulillah Linda sangat membantu kami, tapi kami gak tahu mau ganti dengan apa saat ini. Kocek kami sangat menipis ditengah himpitan krisis yang terus-terusan. Mudah-mudahan Allah memberikan penggantian buatnya.

Oya mudah-mudahan rencana pernikahan Linda dengan Agus saat ini akan berjalan dengan lancar. Amin

Saturday, August 30, 2008

Orang Awam Setting Hotspot

Internet bikin aku jadi kecanduan. Setiap aku sempat ada aja yang kucari di Internet. Syukurlah warnet sudah berjalan, running well dengan 10 PC. Engga begitu rame tapi lumayanlah buat nutupin sewa bandwith. Sebetulnya aku ni orang awam banget masalah setting jaringan. Makanya tempo hari pas ngedirikan warnet minta bantuan keponakanku, Emin. Alhamdulillah berjalan juga hingga saat blog ini kutulis.

Tapi ada yang kurang dikit… Kadang ada orang ke warnet nanya “…disini ada ada wifinya engga mas..?” atau “mas ada hotspotnya engga..?” Wah, wah… aku engga ngerti nih. Wifi ? Hotspot? Apaan tuh? Nah, makanya di google aku cari informasi ternyata wifi itu intinya jaringan tanpa kabel… Wah, menarik juga kupikir. Rupanya konsumen yang datang itu bawa perangkat Laptop, kadang-kadang ada juga yang bawa PDA (HP gede yang layarnya gede bisa dicolok-colok pake pulpen khusus) atau PSP (Playstation versi mini) yang bisa akses internet tapi engga pake kabel. Nah disinikan adanya Cuma kabel melulu, kalo engga salah namanya kabel UTP yang ujungnya kayak kabel telepon, kata keponakanku namanya RJ-45. Trus nyambunginnya gimana ke perangkat-perangkat yang dibawa konsumen tadi? Akhirnya kutemukan di internet ternyata ada alatnya yang bisa sambung dari jaringan lokal ke jaringan tanpa kabel (wireless), namanya Access Point. Dari informasi alat ini berfungsi seperti switch, itu loh… yang tempat nyolokin kabel UTP dari dan ke komputer-komputer yang ada di jaringan. Kalau aku perhatikan, switch itu seperti pintu tol. Dia menyediakan jalur-jalur sambungan supaya komputer yang ada di jaringan dapat dikelola dengan baik. Coba deh bayangin kalo engga ada switch, itu ngikat kabel yang dari atau ke komputer-komputer di jaringan pake apa? Apa dikelupas satu-satu kulit kabelnya terus disambung-sambungin gitu? Koslet-lah pastinya…

Access Point ternyata hampir mirip fungsinya dengan switch hanya saja tanpa kabel.

Warnet kita ini pakai sambungan internet broadband. Keponakanku bilang kita engga pake kabel telepon, tapi dapat tembakan dari penyedia jasa internet yang juga engga pake kabel alias wireless. Jadi di atas lantai dua gedung warnet dipasangin tower tinggi sepanjang kurang lebih 27 meter. Di puncaknya ada semacam antena yang ada perangkat radionya. Jadi, dengan perangkat ini kita bisa menerima tembakan sinyal internet dari penyedia jasa Internet(provider). Radio yang ada di tower Cuma bisa nerima sinyal radio yang ditembakkan dengan frekwensi tertentu. Kalo radio FM bisa juga engga ya? Enggak tau lah…entar kupelajarin lagi.

Dari radio terus ada kabel ke bawah. Kabel itu namanya P.O.E (Power Over Ethernet). Kabel ini teruuus nyambung ke salah satu komputer di warnet kita ini. Kulihat-lihat itu komputer koq udah bulukan? Udah gitu monitornya numpang ke komputer yang satunya lagi buat orang bayar warnet (Billing). Kenapa engga pake komputer baru aja ya? Setelah kutanya-tanya ternyata memang komputer yang nyambung ke P.O.E tadi engga perlu yang bagus. Bagus juga boleh siih… Lah isinya ternyata bukan Windows LOH…! Ternyata isinya ada kayak windows juga tapi layarnya hitam. Tulisannya putih. Namanya Mikrotik. Komputer yang berisi program Mikrotik ini disebut Router. Harddisknya kecil, kurang dari 1 GB. Pentiumnya pake pentium 3. Itu pun belinya barang bekas. Emang kalo diisi windows bisa? Ya Bisa aja asa harddisk sama memorinya gede kali… Kalo mikrotik itu gak perlu memori sama hardisk yang gede loh.. Enteng. O iya fungsi mikrotik itu sebagai Router atau perangkat pengatur jalur lalu lintas Internet. Disitu kita bisa ngatur kecepatan sambungan internetnya. Trus kata si Emin di mikrotik router itu bisa membagi kecepatan ke masing-masing pengguna internet di warnet, supaya adil gituu. Tau lah… Kita pake yang murah aja deh buat routernya. Soalnya ternyata ada juga router yang bentuknya bukan komputer bulukan. Bentuknya kayaa apa ya… pokonya bagus dan mahal deh., aku juga belom pernah ngeliat.

Naaah dari router itu disambungin kabel UTP ke Switch biasa. Dari Switch baru disambung ke komputer-komputer warnet dan billing. Trus yang Access Point-nya taroh dimana? Access Point ternyata disambung pake kabel UTP ke Switch itu juga. Perlu kuinformasikan sedikit, ternyata ada 2 jenis rangkaian kabel populer. Kalo yang dipake buat nyambungin dari Switch ke komputer pake rangkaian kabel UTP jenis STRAIGHT kalo dari Switch ke Switch pake rangkaian kabel CROSS. Bedanya Stright sama Cross cuma urutan warna kabelnya aja. Nah urutan warnanya apa aja? Entar aku bahas di kesempatan berikut, soalnya masih banyak belajar nih… Itu bakal panjang lebar, soalnya sebelum kabel UTP di catok ke RJ-45, mesti benar dulu urutan warnanya trus dijepit pake alat kayak Tang yang khusus buat ngerapatin kabel UTP yang kecil-kecil itu ke kepala RJ-45 nya. Namanya kalo gak salah Crimping Tool. Catatan: tentunya di setiap komputer harus ada perangkat jaringannya yaitu LAN Card. Khusus di Router pake 2 LAN Card. Yang satu untuk nerima colokan kael P.O.E. yang satunya lagi untuk menyebar Internet ke komputer Billing dan Komputer lain.

Aku jadi semakin penasaran dengan Access Point. Jadi, berbekal duit warnet yang belom seberapa banyak aku berangkat ke Harco Mangga Dua. Tanya sana-sini jenis-jenis Access Point. Eeeh banyak juga jenisnya loh, ada yang bisa jadi Router sekaligus, dan ada juga yang bisa jadi switch biasa..weeeeh pusing nih. Udah gitu, harganya belom kejangkau sama kantongku yang cuma bawa duit empat ratus ribu. AKHIRNYA ada merek yang murah meriah, mereknya TP-LINK jenisnya TA-WA601G. Cuma bisa jadi Access Point aja. Eh btw orang Harco bilang Access Point itu disingkat “AP”. Coba dari dulu tau…emang kenapa? Gak ngaruh juga sih…hehehe…

Nah AP yang kubeli itu alhamdulillah harganya pas di kantong. Aku waktu itu dikasih Rp 400.000,- , lumayanlah.. Untung di kantong yang lain masih ada duit buat ongkos pulang.

Sampai pulang di warnet, aku buka paket AP tadi. Isinya cuma AP, antenanya yang bisa diputer-puter sama charger. Ada juga CD-nya, tapi setelah kuperiksa engga kayak CD-CD perangkat lain yang pernah kubeli seperti VGA atau Sound Card, ENGGA ADA DRIVER-NYAAA…!!! Wuah jadi puyeng nih.. masa engga ada drivernya sih? Yang ada cuma dokumen manual instalasi-nya aja. Coba-coba kutelepon toko tempat aku beli Ap tadi, dan memang begitu kata penjualnya. Jadi kita cuma disuruh baca-baca manualnya aja… Waah pake bahasa Inggris lagi, ya udah deeeh gak apa-apa… “Ntar aku coba”, kupikir.

Setelah berbagai eksperimen kulakukan dengan susah payah, ini aku kasih gambaran tentang cara pemasangan AP tadi dalam kondisi Jaringan LAN sudah Fix pake kabel UTP.
















Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Biasanya komputer yang sudah ter-set jaringannya, nomer IP-Address nya sudah ditentukan oleh yang mengeset. Contohnya jaringan warnet-ku, sbb:

a. Antena Radio di kasih alamat IP: 192.168.0.1

b. PC Router dikasih alamat IP : 192.168.4.1 (router diistilahkan sbg Gateway)

c. PC Billing dikasih alamat

IP Address : 192.168.4.5

Subnet Mask : 255.255.255.0

Default Gateway : 192.168.4.1

Preffered DNS Server : 2xx.1xx.xxx.xxx (sori katanya gak boleh dikasi liat..)

Alternate DNS Server : 2xx.1xx.xxx.xxx (sama, dirahasia-in)

d. PC buat klien warnet dikasih alamat

IP Address (mulai) : 192.168.4.5

Subnet Mask : 255.255.255.0

Default Gateway : 192.168.4.1

Preffered DNS Server : 2xx.1xx.xxx.xxx

Alternate DNS Server : 2xx.1xx.xxx.xxx

e. PC klien yang lain alamat IP Address-nya tinggal nambah satu-satu,

Contoh: 192.168.4.6 atu 192.168.4.7 dan seterusnya. Alamat yang lain-lainnya sama aja dengan yang pertama tadi.

Catatan:

Coba Perhatikan, Alamat Gatewaynya sama kan? Itu artinya PC Router jadi Gateway atau pintu tol buat komputer lainnya. Semuanya mengacu ke satu alamat IP, yaitu alamatnya PC Router.

2. Menentukan IP Address buat Access Point.

a. Biasanya kalo kita beli Access Point sudah ada IP addressnya. Ap TP-Link yang aku beli alamat IP defaultnya : 192.168.1.1. Jadinya, aku sempat kerepotan, koq AP itu gak bisa ke akses..??? Taunya bisa diakses apa engga gimana? Nah, yang jelas nyalain dulu AP-nya. Sambungkan kabel Straight UTP-nya ke Switch. Trus kasih perintah “ping”. Ping –t 192.168.1.1. Detailnya gini: Pake Komputer klien atau komputer billing. Klik Start-Run-ketik cmd.

Setelah layar hitam kebuka ketik ping –t 192.168.1.1 entar muncul tulisan : “Request time out” artinya si AP belum bisa di Akses.

b. TERPAKSA kita mesti merubah IP Addressnya komputer yang kita pake untuk mengakses AP, bisa PC Billing atau PC-Warnet lain. Terpaksa kita acak-acak lagi. Gimana EnggaK?? Coba perhatikan, IP Addressnya Access Point kan 192.168.1.1 sementara IP-nya PC yang kita pake misalnya 192.168.4.6.

Ternyata IP Address itu musti SELARAS. Nah.. Coba deh IP Address PC kita, kita ubah misalnya jadi : 192.168.1.2 atau 192.168.1.3. TAPI INGAT!! Catat dulu IP Addressnya yang sekarang soalnya nanti mau dikembalikan ke alamat IP yang sekarang ini loh. Cara ngubahnya sbb: Klik kanan pd My Network Places pilih Properties. Lalu klik 2x pada icon “Local Area Connection” lalu klik “Properties”. Arahkan pada Item “Internet Protocol (TCP/IP)” di IP Address : Ganti Alamatnya IP Address jadi : 192.168.1.3 Terakhir Klik OK. Sekarang coba ping lagi, biasanya sih sudah bisa ke Akses, yang jelas nanti kalo berhasil ada tulisan : “Reply from….”

c. Kalau sudah bisa di akses, sekarang kita kontrol AP kita lewat Web. Pakai aja Mozilla Firefox atau Internet Explorer. Ketikkan alamat : 192.168.1.1. Nanti akan muncul Dialog Box “Authentication Required” Isikan name : “admin” password: “admin” (enggak pake tanda “)

3. Sekarang pada tampilan web TP-Link, kita akan mengeset IP addressnya supaya selaras dengan IP address jaringan yang sudah ada. Unik memang, ternyata AP kita ini dianggap sebagai PC-Router juga bagi klien wireless yang bakal mengaksesnya. Jadi pasangkan saja IP Address yang terjauh.

Misalnya di warnet kita ada 10 PC. IP PC yang pertama kan: 192.168.4.6. Jadi berarti PC yang ke sepuluh IP-nya 192.168.4.15, ya kan? Kalo engga mengerti coba aja dicek dulu IP komputer kita yang paling jauh.

Anggaplah AP kita PC yang ke-11 mangkanya kasih aja IP Address : 192.168.4.16. Terus Gatewaynya tetap ke gateway PC-Router yaitu : 192.168.4.1.

Cara ngeset-nya cukup klik pada menu “Network” yang ada di jajaran sebelah kiri. Isikan ubah IP jadi 192.168.4.1 Gateway-nya : 192.168.4.1 Klik SAVE.


Untuk memastikan sudah berubah IP AP kita, di browser tekan F5 atau refresh.

4. Sekarang, Balik Lagi ke Komputer yang kita pake sekarang. Kasian kan addressnya udah kita korbanin supaya bisa ngakses AP. Rubah lagi IP Address-nya yang semula, misalnya : 192.168.4.6 supaya kembali SELARAS.

Sampai disini Access Point sudah berfungsi sebagai PC tambahan.

5. Setting Fungsi AP perlu juga dilakukan. Yaitu mengatur identitas si AP beserta password WEP-nya supaya engga gampang dijebol sama orang iseng.

Klik pada menu “Wireless” – “Basic Setting”. Ubah SSID (identitasnya) biar jadi unik. Karena warnet-ku namanya “Radians” ya aku bikin aja SSID-nya jadi: “radians_ssid”

Lalu Klik pada Tombol “Access Point” dibawahnya dan mengklik kotak “Enable SSID broadcast”, Oya, Regionnya ubah aja “Indonesia” sementara yang lain-lain seperti Channel gak usah diubahlah….


6. Keamanan jaringan perlu dijaga supaya enggak gampang dijebol orang. Banyak metode yang bisa dipake untuk mengamankan antara lain pake password WEP, WPA, WPA2, dan lain-lain. Tapi disini aku Cuma pake yang sederhana dulu, entar baru dikembangkan kalo udah gape…hehehe..!

OK, sekarang klik aja pada menu kiri “Wireless” – “Security Settings” – Pilih aja “WEP” Type: Automatic ; Wep Key Format: ASCII ; Key 1 isi aja 4 hurup cth : “radia”; Key type: 64 bit.

Dengan demikian perangkat spt. PDA, LAPTOP atau PSP yg mau akses musti tau dulu password WEP-nya, gitu..! Entar-entar bisa koq dibikinlebih sulit, silakan eksperimen sendiri ya…

Kalau udah selesai klik ; Reboot Terus Klik SAVE. Jangan kuatir ini bukan reboot PC anda, Tapi Cuma Reboot system AP-nya aja koq..!


7. Menjadikan AP sebagai Gateway bagi perangkat wireless lain

Pada tahapan ini AP disamping berfungsi sebagai salah satu komputer, dia juga berfungsi sebagai Gateway bagi perangkat wireless lain seperti Laptop, PDA ataupun Sony PSP. Yang perlu diatur sebetulnya antara lain: (1) menjadikan AP sebagai DHCP server. Maksudnya AP kita setting sedemikian rupa sehingga dapat menentukan IP Address bagi perangkat lainnya. Dengan begitu Perangkat lain tidak usah cape-cape harus bikin IP Sendiri. (2) Mengeset supaya perangkat lain mengenali identitas AP-nya.

Adapun langkah-langkah yang saya praktekkan sebagai berikut.

a. Masuklah ke AP lewat browser. Kali ini pada browser ketikkan IP Address AP yang sudah dimodifikasi yaitu dala contoh ini : 192.168.4.16 Masukkan user name : admin password: admin jika anda belum merubahnya.

b. Masuklah ke menu DHCP lalu DHCP Settings. Rencananya Perangkat lain akan kita kasih IP masing-masing. Mulai dari 192.168.4.17. Kenapa dari angka 17 sih? IYA!, karena kan IP AP-nya 192.168.4.16. Jadi untuk perangkat lain kalo bisa IP nya tambahan dari situ. Misalnya 192.168.4.17, 192.168.4.18, dst.. Gituu!

Default Gateway-nya masih tetap sama yaitu : 192.168.4.1, karena ini kan alamat PC Router tadi yang udah saya bahas. Tau sendiri kan PC Router itu ngasih jalur Internet buat komputer lain, termasuk IP.

Jadi kurang lebihnya akan seperti ini konfiguras DHCP Settings-nya:

DHCP : ENABLED

Start IP Address : 192.168.4.17

End IP Address : 192.168.4.27

(Ini berarti dibolehkan 11 perangkat wireless saja, yang akan diberi IP mulai 17 sd 27, kalo mau lebih kayaknya sih boleh2 aja, tapi anda perlu baca referensi tentang ketentuan IP Address bolehnya seberapa banyak untuk deretan IP seperti ini.)

Address Lease Time : isi aja 120

Default Gateway : 192.168.4.1

Default Domain : (kosongin aja, aku juga gak tau..heheheh!)

Preffered DNS Server : 2xx.1xx.xxx.xxx (sori katanya gak boleh dikasi liat..)

Alternate DNS Server : 2xx.1xx.xxx.xxx (sama, dirahasia-in)

SEBENARNYA Alamat DNS bisa anda tanyakan kepada penyedia jasa internetnya. Kalo pake Antema Broadband kayak punyaku yang aku dapat dari mas-mas yang masangi internet di warnetku. Kalo pake Kabel aku elom pernah nyobain, ah..pasti ada lah.. coba aja cari info-nya di internet.

Lalu Klik tombol SAVE.

c. Cara mengeset perangkat wireless biasanya beda-beda. Ada yang otomatis ada yang manual. Yang jelas, harus dipahami dulu konsepnya. Yaitu bahwa AP berfungsi sebagai PC ROUTER. Karena dari dia-lah perangkat lain dapat tembakan internet. Yang perlu dicatat adalah nomer IP address AP kita aja.

Ada beberapa hal yang perlu diset di perangkat lain, antara lain:

(1) Set modus wirelessnya menjadi INFRASTRUCTURE bukan ADHOC, kalo ada pertanyaa seperti ini. Saya sendiri belom tau bedanya apa, tapi beneran! Ini yang saya set kalo lagi pakai PSP.

(2) Set Gatewaynya menjadi 192.168.4.16 yaitu alamat AP. Ini perlu diset untuk beberapa laptop yang sekiranya modus wirelessnya sudah konek, tapi koq gak bisa internet.

(3) Untuk modus Automatic biasanya sih IP addressnya sudah langsung ada. Maksudnya perangkat wireless akan mendapat lemparan IP dari AP. Demikian pula DNS Addressnya.

(4) Isikan Aja SSID atau ID wirelessnya sesuai yang tadi kita set yaitu “radians_ssid” seperti punyaku

(5) Jika anda ditanya “security key” atau password masuk ke jaringan wifi ataupun hotspot pilih aja “WEP” lalu masukkan passwordnya tadi “radia”.

Nah, segini dulu deh ya sharing tentang aku sebagai orang awam yang mau setting fasilitas wireless di jaringan Lan yang sudah ada. Kalo ada kritikan atau masukan aku sanat berterima kasih, ini soalnya masihbelajar. Begini, soalnya aku sendiri sempat kelimpungan nyari info begini-beitu tentang setting wifi. Apalagi AP yang kubeli alatnya pas-pasan aja cuma ada buka manualnya doang. Jadi mudah-mudahan pembaca engga terlalu kelimpungan kaya aku, makasih ya udah mau dibaca dan ditambahin….

Wednesday, August 13, 2008

Si Ade kena ISK














Kira-kira seminggu yang lalu kami merasa kasihan sama si Ade (panggilan buat Auzy, anak ke-dua ku) yang berumur 3 tahun. Kalo pipis suka susah dan merasa sakit. Saat itu karena tak tahan mendengar rintihannya, ade kami bawa ke rumah sakit di Bekasi. Dokter yang menanganinya dokter perempuan. Kami ungkapkan keluhannya selama ini, dan dokter mengetahui bahwa ini adalah penyakit ISK (infeksi saluran kemih). Dokter bilang penyebabnya antara lain karena kuman dari kotoran bercampur ke air seni dan saat cebok masuk lewat jalur depan dan bisa mengakibatkan infeksi. Memang saat itu si ade masih suka pakai popok, terutama saat dia mau tidur. Popok kami pakaikan karena si Ade kebiasaan mimi susu sebelum tidur. Bahkan saat menjelang subuh pun dia minta dibuatkan susu. Pastilah akan banyak ompol yang akan tergenang di tempat tidurnya kalau tidak pakai popok. Satulagi kebiasaan dia, kalau mau pup engga pernah bilang terus terang, tau-taunya udah pup aja... Jadi kami gak tahu kalau dia pup dalam popok dan kumannya masuk ke jalur seninya.


Dokter kemudian menganjurkankami untuk test lab dalam bentuk "tes kultur". Test kultur akan berupaya melihat perkembangan kuman yang keluar dari seni seseorang dan diuji kekebalannya terhadap obat-obatan antibiotik tertentu. Baik, akhirnya kami menerima putusan dokter dan membawa surat pengantar ke lab. Disamping itu dokter juga memberi ade obat-obatan dengan dosis yang pas untuk seusianya. Ah, ternyata tert lab hasilnya baru bisa didapat seminggu lagi, ya tepatnya kemarin. Tapi.. dasar anak kecil, sia Ade seneng banget diajak ke dokter. Belum disuruh naik periksa, eh dia udah naik duluan di tempat di bed periksa, sambil cengar-cengir genit. Selalu begitu asal diajak ke dokter. Memang anak kami ini jiwanya periang, kalau becanda sama kami selalu ketwa terbahak-bahak. Sayangnya dia juga agak cengeng kalo kesakitan, khsususnya kalo pipis seperti saat ini.

Seminggu berlalu, hasilnya kami peroleh dalam amplop. Kami daftar ke rumah sakit yang sama di Bekasi dan dengan dokter yang sama. Masuk ruang dokter, si Ade seneeng banget, walaupun tadinya di rumah meringis melulu kesakitan. "Haloo dokter..." kata si Ade. Dokterpun menyapa "Haloo sayaang...". "Ade cakit nih..." lanjut si Ade. "Oke, yu naik yu ke atas nanti dokter periksa..." Sambil menempelkan stetoskop dokter pun menyapa si Ade.
lalu amplop hasil test lab dibuka oleh dokter. Dokter megernyitkan dahinya seperti menampakkan kecemasan. Kami menanyakan hasilnya kepada dokter. Dokterpun bilang ternyata si Ade positif ISK. Lebih gawatnya lagi kuman yang ditemukan sejenis escheria coli yang ditemukan pada penderita diare..! Masya Allah..! Gawatnya lagi, kuman itu kebal sama beberapa obat antibiotik yang biasa diminum. Dokter memperlihatkan beberapa obat antibiotik yang sudah tidak mempan lagi terhadap si kuman. Dan dokterpun memperlihatkan daftar obat antibiotik yang masih bisa mempan terhadap kuman itu. Kalau gak salah ada sekitar 10 an. TAPI...Tapi... semuanya berrbentuk obat cair yang mesti disuntikkan ke tubuh anakku.!!!


"YA ALLAH, dosa apa yang telah kuperbuat hingga anakku menderita seperti ini..!" teriakku dalam hati. Dokterpun menganjurkan agar si ade dirawat di rumah sakit itu selama 3 hari dan disuntik antibiotik cair 3 x sehari . Aduh, pastinya bakal kasihan si Ade kesakitan dan jenuh dirawat, 3 hari ...!


Panik dalam hati kami. si Abang (panggilan untuk anakku yang pertama, Aufi) bahkan menangis terisak-isak mendengar adiknya yang harus dirawat. Dia merasa iba sama adiknya, begitu juga kami yang dalam hati luluh lantak tak berdaya meghadapi kenyataan ini. Tapi untunglah, adikku - Tuti - adalah seorang perawat di salh satu rumah sakit besar di Bekasi lainnya. Dia akhirnya menganjurkan untuk tidak mengikuti anjuran dokter perempuan tadi. Karena menurut pengalamannya, anak sekecil itu pasti gak tahan terhadap suntikan yang bertubi-tubi walaupun menggunakan "vein-plon" yaitu sejenis selang yang ditancapkan di anggota tubuh pasien, sehinggajika disuntk tudak terlalu sakit.

Keesokan harinya, Senin, 11 Agustus 2008 kami bertemu dengan adik-ku Tuti di rumah sakit besar di Bekasi tempat dia dulu bekerja. Dengan antrian yang awal kami mendaftar lagi. Dokter yang kami temuai lain lagi. Seorang Dokter anak tua yang sudah berpengalaman di bidangnya dan sudah lama bekerja di rumah sakit itu. Orangnya santai dengan rambut yang sudah memutih tapi masih nampak segar. Antrian kami pun telah sampai dan kami diterima dengan ramahnya oleh dokter itu. Tuti menceritakan kronologis dan kondisi penyakit yang diderita oleh Ade. Kamipun memperlihatkan hasil test lab terdahulu sambil menguraikan anjuran dokter terdahulu. Ternyata dokter ini memang lebih senior dari dokter perempuan itu. Dengan pengalamannya dia mengatakan bahwa di Ade masih dalam tahap awal infeksi dan masih bisa mngkonsumsi obat antibiotik minum. Dan alhamdulillah, si Ade belum perlu disuntik serta masih bisa berobat jalan saja (tidak perlu menginap). SYUKKUR ALHAMDULILLAH... kami bernafas lega akhirnya. Kami sudah membayangkan penderitaan si ade kalau sampai dia dirawat. Apalagi di rumah kami tak punya pembantu, sehingga kalau bundanya pergi merawat Ade di RS, praktis si Aufi sendirian di rumah... Syukur, masih ada jalan buat kami dan Ade.

Setelah hari itu kami mulai membiasakan si Ade tanpa popok dan membatasi mimi susunya yang diberi saat akan tidur. Hari ini, akau meninggalkan keluarga di rumah dengan wanti-wanti sama bundanya agar disiplin yang baru ini terus dijalankan plus, obat- antibiotiknya yang mesti habis. Kemarin sih sepulang dari rumah sakit sempat kami coba si Ade tidak pakai popok saat mau tidur. Tapi yang kami kuatirkan terjadi, ngompolnya berserakan dan kami berjuang untuk bangun beberapa kali saat si Ade menangis gak betah karena ompol. Kami bersihkan tempat tidurnya, mencebokinya dengan tangan yang sudah kami sabun antiseptik, serta menyiapkan tempat tidurnya kembali. Lelah memang apalagi slepas bekerja dan kami butuh istirahat. Tapi, ini semua demi kesehatan si kecil, kami rela berkorban kok buat kepentingan keluarga kecil ini. Terima kasih Tuhan..

Wednesday, July 30, 2008

Selesai sudah setting warnet-ku


Akhirnya, hari ini Rabu, tanggal 31 Juli 2008, warnet di jalan baru cilincing sudah kelar disetting. Wah.. kalo gak ada bantuan Emin, apalah jadinya... Banyak juga jasanya tuh anak. Komputer warnet ada 10 klien. Tembakan dari mas Wiwit dari Duren Jaya. Mudah-mudahan secepat yang kuharapkan. Soalnya kalo mengaharpkan cuma browsing atau chatting, rasanya masyarakat sini belom ada yang terbiasa, paling-paling cuma main game. Nah..kan kalo main game butuh spek PC yang kenceng dan bandwith IIX yang kenceng juga. Harapanku semoga mas Wiwid ngasih 1 mega buat IIX, biar nge-patch game tambah cepat.

Sekarang perasaanku masih gak tenang juga. Si Auzy anakku yang ke-2 masih susah pipis. Kata dokter kena Infeksi Saluran Kemih (ISK). Bundanya juga sakit melulu sementara masih mengandung bayiku yang ke-3. Kasihan. Sebenarnya aku engga tega ninggalin mereka merana di rumah. Habis, gimana lagi, warnet ini bakal jadi mata pencaharian seluruh keluarga Cilincing. Kalo engga beres-beres nanti terhambat deh pemasukan. Mudah-mudahan si Auzy cepat sembuh dan bundanya juga bisa tenang. Rasanya gak bisa nih pulang cepat-cepat, kalo masih ada kerjaan yang belom beres. Bayangin aja, tiap hari, aku dan emin pulang tengah malam terus, kadang jam 1, jam 2 bahkan jam 3... Semoga lah cape-cape-nya ini ada hasil yang bisa kuraih bersama keluarga. Amin...

Wednesday, July 02, 2008

Hidup semakin sulit

Akhir-akhir ini terasa hidup semakin sulit. Aku dan keluargaku kini semakin mengerti betapa kesederhanaan itu penting dalam kehidupan ini. Si kecil sebentar lagi mau sekolah, Abangnya sudah naik kelas empat SD, dan istriku kini tengah mengandung 5 bulan. Mungkin bagi sebagian orang ini belum seberapa. Tapi semenjak pemerintah dengan kebijakannya menyudahi kegiatan usahaku selama ini sementara usiaku sudah tidak jadi lirikan kantoran lagi, langkah kaki ini semakin berat. Kini kucari berbagai alternatif usaha lain yang bisa mengangkat pemasukan nafkah bagi keluarga, tapi, modalnya tidak seberapa. Kendalanya modal. Aku punyak skill internet dan komputer serta bahasa inggris, tapi, sekian banyak lamaran tiada yang mau menampungku. Sebulan ini kumasukkan lamaran ke berbagai perusahaan, tapi kelihatannya tak ada yang berminat pada kemampuanku. Ah, ga apa-apa deh.. lagi aku masih punya Tuhan dan keluarga yang kucintai. Pada Tuhan ku bersandar, dan memohon kemudahan dari-Nya.

Monday, May 12, 2008

Selamat datang kawanku


Tiada kehidupan yang indah tanpa kawan dan sahabat. Kehadiran anda memberi inspirasi bagi saya untuk mengemban tugas dalam kehidupan ini. Terima kasih atas bergabungnya anda di blog sederhana ini.